*Danau Beratan* |
Bali memang paling terkenal dengan pantainya yang eksotik, tapi tahukah anda kalau Bali juga memiliki danau yang tidak kalah indahnya dengan danau-danau di seantero nusantara ini. Kali ini kosantina akan mengajak anda mengelilingi kawasan danau yang letaknya saling berdekatan layaknya gugusan danau kalau dilihat dari peta, diperlukan waktu kurang lebih 2,5 jam dari tempat kami untuk mencapi objek danau indah tersebut. Kita mulai penjelajahan pertama dengan danau yang sudah cukup ternama: 1) Danau Beratan : terletak di kawasan Bedugul, Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan Bali, danau yang satu ini memiliki daya tarik yang luar biasa. Dikelilingi oleh hamparan perbukitan dan kabut yang menyelimuti di senja hari, menambah keindahan miterius danau.
Eksotisme ini dilengkapi dengan adanya sebuah Pura yang terletak menjorok di sebelah barat danau, jika air pasang maka pura ini akan terlihat tenggelam di tengah danau. Pura ini bernama Candi Kuning atau Pura Ulun Danu Bratan yang dibangun sekitar abad ke - XVI dengan maksud sebagai tempat pemujaan Dewi Danu yang mendatangkan kemakmuran Dalam sepanjang perjalanan menuju pura tersebut, Anda akan
dipertontonkan pada sebuah taman yang sangat indah dan asri lengkap
dengan bunga-bungaan didalamnya. Kemudian setelah melewati jalan setapak
Anda pun akan tiba di depan gapura besar Pura Ulun Danu Beratan. *Jasa Sewa Perahu* |
Nah,
jika sudah menikmati keindahan Pura Ulundanu, Anda pun bisa langsung
menikmati indahnya panorama Danau Beratan. Ada cara yang bisa dilakukan
untuk mengeksplor seluruh keindahan danau, yaitu dengan mengelilingi
danau menggunakan perahu. Tarif sewanya cukup terjangkau, hanya Rp
50.000/ perahu atau kalau ingin menggunakan perahu motor maka sewanya
hanya Rp 25.000 selama 20 menit.
2) Danau Batur: Ini merupakan danau terkenal yang paling digemari para wisatawan, merupakan salah satu kaldera terbesar dari Gunung Batur.
Gunung Batur merupakan sebuah gunung berapi aktif di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali, Indonesia. Terletak di barat laut Gunung Agung, gunung ini memiliki kaldera
berukuran 13,8 x 10 km dan merupakan salah satu yang terbesar dan
terindah di dunia (van Bemmelen, 1949). Pematang kaldera tingginya
berkisar antara 1267 m - 2152 m (puncak G. Abang).
Di dalam kaldera I
terbentuk kaldera II yang berbentuk melingkar dengan garis tengah lebih
kurang 7 km. Dasar kaldera II terletak antara 120 - 300 m lebih rendah
dari Undak Kintamani (dasar Kaldera I). Di dalam kaldera tersebut
terdapat danau yang berbentuk bulan sabit yang menempati bagian tenggara
yang panjangnya sekitar 7,5 km, lebar maksimum 2,5 km, kelilingnya
sekitar 22 km dan luasnya sekitar 16 km2 yang yang dinamakan Danau Batur. Kaldera Gunung Batur diperkirakan terbentuk akibat dua letusan besar, 29.300 dan 20.150 tahun yang lalu. Gunung Batur terdiri dari tiga kerucut gunung api dengan masing-masing kawahnya, Batur I, Batur II dan Batur III.
*Danau Batur* |
Gunung Batur telah berkali-kali meletus. Kegiatan letusan Gunung Batur
yang tercatat dalam sejarah dimulai sejak tahun 1804 dan letusan
terakhir terjadi tahun 2000. Sejak tahun 1804 hingga 2005, Gunung Batur
telah meletus sebanyak 26 kali dan paling dahsyat terjadi tanggal 2 Agustus dan berakhir 21 September
1926. Letusan Gunung Batur itu membuat aliran lahar panas menimbun Desa
Batur dan Pura Ulun Danu Batur.
Desa Batur yang baru, dibangun kembali di pinggir kaldera sebelah selatan Kintamani.
Pura Ulun Danu dibangun kembali, hingga saat ini masih terkenal sebagai
pura yang paling indah di Bali. Pura ini dipersembahkan untuk
menghormati "Dewi Danu" yakni dewi penguasa air, seperti halnya pura
yang terdapat di Danau Beratan juga dipersembahkan untuk memuja "Dewi Danu".
3) Danau Buyan dan Danau Tamblingan:
Danau Buyan adalah sebuah danau yang terletak di kawasan Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, Bali.
Danau ini merupakan satu dari tiga danau kembar yang terbentuk di dalam
sebuah kaldera besar. Ia diapit oleh dua danau lainnya, yaitu Danau Tamblingan di sebelah barat dan Danau Beratan di timur. Danau Buyan adalah yang terbesar dari ketiganya.
Di antara danau Buyan dan Tamblingan yang terpisahkan oleh hutan
sepanjang kurang lebih satu kilometer, terdapat sebuah kolam yang
terhubung langsung dengan danau Buyan melalui sebuah kanal sempit. Oleh
masyarakat kolam ini dinamakan Telaga Aya.
Danau Tamblingan adalah sebuah danau yang terletak di lereng sebelah utara Gunung Lesung, kawasan Desa Munduk, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, Bali. Danau ini merupakan satu dari tiga danau kembar yang terbentuk di dalam sebuah kaldera besar. Di sebelah timur berturut-turut terdapat Danau Buyan dan Danau Beratan. Diapit oleh hutan disekelilingnya serta dikarenakan letaknya di dataran tinggi membuat lingkungan danau ini berhawa sejuk.
*Danau Buyan* |
Sebagai salah satu objek wisata alam, Danau Tamblingan tidak dikembangkan ke arah pariwisata modern demi menjaga kelestarian alam dan lingkungannya. Yang menjadi
daya tarik utama tempat ini bukan hanya pesona alamnya, namun juga
karena banyaknya pura yang menyimpan sejarah dan perkembangan peradaban dan kebudayaan Bali khususnya menyangkut pembentukan dan perkembangan Desa Tamblingan.
Diceritakan pada abad 10M sampai 14M lingkungan Danau Tamblingan
adalah pemukiman yang pusatnya berada di Gunung Lesung sebelah selatan
danau. Karena suatu alasan penduduknya kemudian berpindah ke empat
daerah berbeda yang jaraknya masih berdekatan dengan areal danau.
Keempat desa itu kemudian disebut Catur Desa , yang berarti empat desa
yakni : Desa Munduk, Gobleg, Gesing, dan Umejero. Keempat desa ini
memiliki ikatan spiritual dan memiliki tanggung jawab dan kewajiban
untuk menjaga kesucian danau dan Pura yang ada di sekitarnya.
*Danau Tamblingan* |
Nama Tamblingan berasal dari dua kata dalam Bahasa Bali yaitu Tamba
berarti obat, dan Elingang berarti ingat atau kemampuan spiritual.
Diceritakan dalam Lontar Kutara Kanda Dewa Purana Bangsul bahwa
masyarakat di wilayah itu konon pernah terkena wabah epidemi.
Sebagai jalan keluar seseorang yang disucikan kemudian turun ke danau
kecil di bawah desa untuk mengambil air untuk obat. Berkat doa dan
kemampuan spiritual beliau air itu kemudian dijadikan obat dan mampu
menyembuhkan masyarakat desa. Kata Tamba dan Elingang inilah lama
kelamaan menjadi Tamblingan.
Oleh karena peradaban ini di kawasan Danau Tamblingan banyak terdapat pura. Pura-pura itu diantaranya :Pura Dalem Tamblingan, Pura Endek, Pura Ulun Danu dan Sang Hyang Kangin, Pura Sang Hyang Kawuh, Pura Gubug, Pura Tirta Mengening, Pura Naga Loka, Pura Pengukiran, Pengukusan, Pura Embang, Pura Tukang Timbang, Pura Batulepang dll.
Perlu dicataat Pura Embang dan Pura Tukang Timbang adalah sebuah
kawasan Pura kecil yang dibangun dari batu " bebaturan ". Diperkirakan
pura ini adalah peninggalan masyaraakat pra Hindu yang sebelum abad 10M telah bermukim di kawasan ini.
Demikian review kosantina untuk wisata danau di Bali yang diambil dari berbagai sumber, selamat menikmati liburan di Bali dan pastikan tempat bermalamnya di kosantina
0 comments:
Post a Comment