Saturday, June 22, 2013

Taman Indah Pulau Dewata 1

*Bedugul View*
Sebelumnya kosantina telah memberikan informasi tentang danau dan pantai yang terkenal dan wajib dikunjungi di Bali, sekarang akan dibahas taman - taman yang menakjubkan, pastinya tidak kalah menarik untuk dibaca dan dinikmati. Tanpa panjang lebar lagi kita mulai penelusuran dari taman yang sudah dikenal hampir semua orang yaitu: Taman Raya Bedugul / Kebun Raya Eka Karya Bedugul yang terletak di Kecamatan Baturiti, Desa Candi Kuning, Kabupaten Tabanan Bali, jaraknya sekitar 62,6 km atau sekitar 1 jam 14 menit dari Bandara International Ngurah Rai dan 40 km dari Kota Singaraja lewat perjalanan darat. Terletak pada ketinggian 1240 meter dari permukaan laut, dengan temperatur rata-rata 18 Celcius pada malam hari dan 24 Celcius pada siang hari.
*Bedugul View*
*Hutan*
Tempatnya yang tinggi membuat obyek wisata ini selalu berhawa dingin dan berkabut. Kebun Raya Bedugul merupakan salah satu hutan lindung sebagai paru-paru udara pulau Bali yang dikenal dengan Bali Botanical Garden. Disini tersedia lebih dari 2000 jenis tanaman langka yang tersebar di sekitar wilayah timur Indonesia seperti: Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi, Papua dan tentunya tanaman langka dari Bali sendiri. Kebun Raya Bali merupakan tempat yang unik di pulau Bali yang memadukan penelitian botani, pelestarian tumbuhan, pendidikan dan rekreasi. Disini anda dapat bersantai sambil menikmati keindahan dan kedamaian sambil mempelajari manfaat tumbuhan bagi kehidupan masyarakat. Di kebun raya pun anda dapat melihat tumbuhan hutan hujan tropik dan kehidupan burungnya.
*Koleksi Angrek*
Tanaman baru diperoleh dari pembibitan komersial, arboreta, kebun botani, program pemuliaan tanaman dan ekspedisi mengumpulkan terdapat jenis angrek, tanaman paku, begonia, kaktus, tanaman obat, tanaman upacara, tanaman air, herbarium dan tempat mengamati satwa.
*Outbond*
Tidak itu saja, bagi penggemar outbond atau aktivitas lapangan, tersedia berbagai macam fasilitas yang bisa dinikmati sesuai kebutuhan, restoran botani yang indah dan masih banyak lagi. Cukup mengeluarkan uang sebesar:  IDR 7,000 (Pengunjung Domestik), IDR 18,000 (Pengunjung Asing), IDR 3,000 (Parkir motor), IDR 6,000 (Parkir mobil), IDR 12,000 (Parkir bus). Mobil diperbolehkan untuk berkeliling taman dengan biaya tambahan Rp 12.000. 

Bergeser ke lokasi berikutnya, kita menuju ke barat Bali tepatnya Taman Nasional Bali Barat. Taman Nasional Bali Barat terletak di bagian barat dari pulau Bali di Indonesia. Taman nasional ini mempunyai luas 77,000 hektar, yang kira-kira meliputi 10% dari luas daratan pulau Bali.
*Taman Bali Barat*
Taman Nasional Bali Barat terdiri dari berbagai habitat hutan dan sabana. Di tengah-tengah taman ini didominasi oleh sisa-sisa empat gunung berapi dari zaman Pleistocene dengan gunung Patas sebagai titik tertinggi di tempat ini.
*Vegetasi Bakau*
Sekitar 160 spesies hewan dan 175 jenis tumbuhan dimana 14 jenis diantaranya termasuk dilindungi di taman nasional ini. Hewan-hewan seperti banteng, rusa, lutung, kalong, kijang, trenggiling, luwak, landak, kancil, terucuk, ibis putih kepala hitam, dan aneka burung bisa kita temui. Taman Nasional Bali Barat merupakan tempat terakhir untuk menemukan satu-satunya endemik Bali yang hampir punah, Jalak Bali atau Jalak Putih di habitat aslinya. Dinamai Jalak Putih karena hampir seluruh bulunya berwarna putih dan hanya daerah sekitar mata dan kakinya berwana biru dengan paruh berwarna kuning gelap.
*Jalak Bali*
Sedangkan biota laut yang berada di sekitar Pulau Menjangan dan Tanjung Gelap terdiri dari 45 jenis karang diantaranya Halimeda macroloba, Chromis spp., Balistes spp., Zebrasoma spp., dan Ypsiscarus ovifrons; 32 jenis ikan diantaranya ikan bendera, ikan sadar, dan barakuda; 9 jenis molusca laut diantaranya kima selatan, triton terompet, dan kima raksasa.  

Beberapa lokasi/obyek yang menarik untuk dikunjungi:
  • Kapal, menyelam dan snorkeling. 
    *Wisata Air*
  • Bangkai kapal yang telah penuh dengan
    *Snorkling*
    karang, dimana diantaranya terdapat Acrophora sp. yang mempunyai ukuran garis tengah lebih dari 75 cm.
  • Pulau Menjangan, Pos Satu, Pos Dua dan Tanjung Gelap untuk menyelam dan snorkeling.
    *Pulau Menjangan*
  • Krepyak dan Sumberejo untuk mengamati satwa.
  • Monumen Lintas Laut dan Makam Jayaprana yang termasuk Wisata budaya. 
  • Atraksi budaya di luar taman nasional yaitu Mekepung, Kendang Mebarung dan Jegog yang dilaksanakan pada bulan September dan Oktober, di Negara.
*Taman Ujung 1935*
 Belum lelah mengulas taman indah pulau dewata, sekarang kita menuju ke Kabupaten Karangasem, tepatnya di Desa Tumbu, Banjar Ujung Kecamatan Sukasada Karangasem Bali, apalagi kalau bukan Taman Sukasada atau yang populer dengan Taman Ujung. Taman ini terletak sekitar 5 km di sebelah tenggara kota Amplapura, di masa Hindia Belanda tempat ini dikenal dengan nama Waterpaleis atau "istana air".

Taman Sukasada dibangun oleh raja Karangasem I Gusti Bagus Jelantik, yang bergelar Anak Agung Agung Anglurah Ketut Karangasem. Pada awalnya luasnya hampir 400 hektar, tetapi sekarang hanya tinggal sekitar 10 hektar. Kebanyakan tanah tersebut sudah dibagikan kepada masyarakat pada masa land reform. Taman ini adalah milik pribadi keluarga Puri Karangasem. Namun pengunjung umum diperbolehkan mengunjunginya.
Taman Sukasada dibangun tahun 1909 atas prakarsa Anak Agung Anglurah. Arsiteknya adalah seorang Belanda bernama van Den Hentz dan seorang Cina bernama Loto Ang. Pembangunan ini juga melibatkan seorang undagi (arsitek adat Bali). Taman Ujung sebenarnya adalah pengembangan dari kolam Dirah yang telah dibangun tahun 1901. Pembangunan Taman Ujung selesai tahun 1921. Tahun 1937, Taman Sukasada diresmikan dengan sebuah prasasti marmer yang ditulisi naskah dalam aksara Latin dan Bali dan dua bahasa, Melayu dan Bali. Letusan Gunung Agung pada tahun 1963 menghancurkan istana air dan semakin rusak akibat gempa bumi besar tahun 1979. Namun pemerintah telah melakukan pemugaran terhadap tempat ini.
Taman ini terdiri dari sebuah istana air yang dibangun bagi raja untuk menyambut para tamu penting dan raja-raja dari kerajaan lainnya, juga sebagai tempat rekreasi bagi raja dan keluarga kerajaan. Pada masa itu taman-taman luas dipenuhi dengan canda tawa dari para istri raja dan anak-anak saat mereka bersantai, sambil mencelupkan kaki mereka di kolam. Sekarang daerah ini sepi dan diisi dengan kekosongan. Beberapa wisatawan lokal dan asing sibuk mengabadikan keindahan yang tersisa untuk difoto dan menikmati suasana yang tenang disini.

Sebuah jembatan beton yang panjang menghubungkan area parkir dan area istana. Di ujung jembatan terdapat taman yang luas. Pada sisi utara terdapat sebuah bangunan persegi kecil putih di tengah kolam utama yang dihubungkan dengan dua jembatan di sisi kiri dan kanan. Bangunan ini sebelumnya berfungsi sebagai kamar tidur raja, ruang pertemuan, ruang keluarga, dan lainnya. Di sini anda dapat melihat foto-foto lama Taman Ujung dan juga beberapa foto keluarga kerajaan.
*Jembatan Taman Ujung*
Di samping kolam utama, terdapat pula kolam dengan bale, sebuah bangunan tradisional terbuka Bali, di tengah-tengahnya. Kompleks Taman Ujung menggabungkan arsitektur Bali dan Eropa. Di puncak bukit teradapat sisa-sisa bangunan yang terlihat seperti sebuah kapel tetapi memiliki gaya khas Bali dengan ukiran di dinding. Di sisi lain, terdapat patung besar badak dan banteng di bawahnya. Dari tempat ini anda dapat menikmati pemandangan laut biru berkilauan, hutan hijau subur, dan tentu saja Gunung Agung yang perkasa yang mendominasi pemandangan langit.

Setelah berkeliling mengulas taman air sekarang kita menuju taman yang masih berhubungan dengan air dan juga istana, bedanya ini istana untuk biota laut, apalagi kalau bukan Taman Bakau Bali atau Taman Hutan Raya Ngurah Rai lebih tepatnya dikenal sebagai Proyek Pusat Informasi Mangrove (Mangrove Information Centre). Merupakan satu - satunya kawasan taman hutan raya yang berlokasi di pusat kota Denpasar, terletak di pinggir jalan raya Bypas Ngurah Rai Km 21 Suwung Kauh Denpasar dengan luas sekitar 1373, 5 Ha, dimulai dari Sanur hingga Tanjung Benoa. Jika anda datang dari arah Sanur/ Timur, sekitar 100 meter patung Dewa Ruci (simpang siur) sebelah kiri. Baru masuk anda akan diambut oleh kawasan hutan bakau yang lebat. Nah sampai di tempat parkir mobil bataupun motor (free park), barulah anda bisa menelusuri jalan setapak dari jembatan kayu sepanjang 2 km.
Proyek pengembangan pengelolaan hutan mangrove dibantu oleh Pemerintah Jepang melalui Japan International Cooperation Agency (JICA) dalam melaksanakan proyek pada tanggal 4 November 1992 sampai dengan tahun 1999.Sedangkan MANGROVE INFORMATION CENTRE (MIC) dibangun pada tahun 2001 dan diresmikan pada tahun 2003 oleh Menteri Kehutanan Republik Indonesia dan Japan International Cooperation Agency (JICA).
*Jembatan Tahura Mangrove*
 Mangrove Information Centre (MIC) ini berfungsi  selain untuk mereduksi gelombang lautan juga mencegah abrasi pantai, selain itu  hutan mangrove ini berfungsi sebagai laboratorium alam untuk penelitian dan lahan konservasi bagi berbagai jenis mangrove. MIC juga merupakan tempat rekreasi ekowisata. Selain bertujuan untuk melaksanakan investasi guna mendukung kegiatan reboisasi dan pengelolaan hutan mangrove secara berkelanjutan.

Ada beberapa hutan mangrove di Bali yang tersebar di beberapa lokasi pada areal seluas 3067,71 Ha, terdiri dari 2177,5 Ha berada dalam kawasan hutan dan 890,21 Ha di luar kawasan hutan. Tiga lokasi terluas dimana terdapat hutan mangrove adalah Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai (1373,5 Ha), Nusa Lembongan (202 Ha), dan Taman Nasional Bali Barat (602 Ha).Memasuki kawasan wisata hutan mangrove MIC ini, Anda akan disajikan pemandangan hutan bakau yang indah. Dimana gabungan  rimbunan hutan berwarna hijau dan sungai berwarna coklat. 
Di Mangrove Information Centre (MIC)  ini kita bisa melihat berbagai jenis mangrove dan beberapa jenis burung/hewan langka di habitatnya aslinya. Anda bisa berwisata sambil belajar segala hal yang berhubungan dengan mangrove. Di kawasan seluas 100 hektar tersebut Anda bisa melihat setidaknya 18 spesies mangrove, antara lain : Sonneratia alba, Duabanga moluccana, Aegiceras corniiculatum, dan Rhizophora mucronata. Dimana waktu yang tepat untuk berkunjung ke MIC adalah pagi hari atau sore hari saat matahari tidak begitu menyengat, sehingga Anda bisa berkeliling hutan mangrove dengan nyaman bebas dari terik matahari dan polusi.Harga tiket masuk sangat terjangkau, mulai dari Rp. 5.000; untuk

dewasa, Rp. 2.000; untuk anak - anak  (perorangan  domestik), dan Rp. 50.000; untuk dewasa, Rp. 20.000; untuk anak - anak (perorangan asing). Ini bisa jadi taman wisata pilihan anda ditengah hiruk pikuk kota dan padatnya kemacetan, ada unsur alam bebas yang bisa kita nikmati sekaligus ikut berpartisipasi melestarikan lingkungan laut.
 
Baiklah, cukup sekian dulu ulasan dari kosantina tentang Taman Indah Pulau Dewata bagian pertama, kita lanjutkan lagi di posting berikutnya supaya lebih menarik lagi. Untuk informasi dan pemesanan guest house silahkan ke kosantina

















0 comments:

Post a Comment

Posting Lama ►
Hanya Rp50.000/bulan, Pasang Iklan Teks Anda Disini Sekarang juga!
Hanya Rp50.000/bulan, Pasang Iklan Teks Anda Disini Sekarang juga!
Hanya Rp50.000/bulan, Pasang Iklan Teks Anda Disini Sekarang juga!
Hanya Rp50.000/bulan, Pasang Iklan Teks Anda Disini Sekarang juga!
Ads by Kosantina Premium Guest House
 

LIKE Kosantina, LIKE...LIKE !!!

×

Copyright © 2012. Kosantina Premium Guest House - All Rights Reserved